Kesultanan Deli atau nama rasmi penuhnya Kesultanan Deli Darul Maimun ialah sebuah Kesultanan Melayu di Indonesia. Ia yang 'didirikan' pada tahun 1669 oleh Tuanku Panglima Perunggit, di suatu wilayah yang bernama Tanah Deli (kini Medan, Indonesia).
Simbol Kesultanan Deli terdiri dari beberapa alat-alat kebesaran (Regalia), tumbuhan, bintang, fauna dan disertai dengan warna-warna yang mempunyai makna tersendiri di dalamnya. Simbol tersebut tentunya sangat erat dengan kehidupan Budaya Melayu Deli. Simbol atau jata Kesultanan Deli ini dihasil dan diciptakan semasa zaman pemerintahan Sultan Ma’mun Al-Rasyid Perkasa Alamsyah, Sultan Deli ke-9 (1873 - 1924).
Simbol / Jata Kerajaan Deli dan maknanya :
• Mahkota dengan bintang di puncak - Merupakan simbol pimpinan karana Allah SWT.
• Payung bertingkat tiga - Payung kebesaran menggambarkan perlindungan yang bertingkat yaitu Raja, Orang Besar, dan Rakyat.
• Bendera / pataka, kain kuning dengan dua bintang emas, sudut atas diikat pada sebatang tombak agama - Tanda Kesultanan yang mendapat ilham, terjaga, dan bijaksana.
• Tombak berambu - Kawal utama luar (regalia).
• Pedang - Kawal kedua (regalia).
• Keris - kawal ketiga dan terakhir (regalia).
• Susunan kapas - Bermakna kemakmuran.
• Susunan daun tembakau - Kejayaan Tembakau Deli ke seantero dunia.
• Perisai dengan gambar Petarakna, Tongkat dan Tepak - Pimpinan hukum Adat dan rakyat yang terjaga.
• Bintang besar di bawah perisai - Bermaksud sinar petunjuk.
• Lima sayap ekor di bahagian bawah – Rukun Islam yang lima menjadi landasan.
• Simetri - Keadilan dan tidak berat sebelah.
• Warna-warna - Setiap warna yang ada memiliki beberapa makna. Seperti kuning bermakna tuah dan mulia; putih bermakna bersih; hijau bermakna daya hidup.